Thursday, August 11, 2022

A Lioness

AGustus, bulan kau dilahirkan

USai sudah berbulan penantian

TIada henti syukur dipanjatkan

NAma yang indah penuh makna disematkan

Entah mengapa tak pernah terasa

Usia telah semakin dewasa

Nadim kita semua, Idaman mereka

KEbahagiaan dan kesehatan semoga selamanya

Friday, November 05, 2021

Menghapus Memori

Kembali aku ke sini
Ke kota yang kau cinta
Tak tahu apa yang kucari
Karena ku tahu kau tak lagi ada
Mungkin ku rindu
Mungkin ku rasa hilang
Menyusuri jalan kenangan
Upaya untuk menghapuskan
Apa yang tersimpan
Yang tertinggal dalam hati
Usaha merelakan
Memori biarlah hanya menjadi memori
Tak lagi terus membayangi
Masa depan menanti

Yogyakarta, 5 November 2021
22:25

Friday, February 05, 2021

Jodoh yang Tak Sempat Kumiliki

Pernah terbersit dalam angan
Pertanda itu petunjuk tersirat engkaulah jodohku
Teman itu
Nama itu
Buku itu
Bintang itu
Kisah itu
Semua segala tentangmu
Membuat hati tertuju
Tapi kau dan aku tak sedekat itu
Tak sanggup kata-kata ini keluar dari bibirku
Tak pernah rasa ini kutunjuk dalam laku
Hingga saatnya kau pergi
Tak terijinkan penyesalan melingkupi
Hanya rela yang bisa kuberi
Selamat jalan, jodoh yang tak sempat kumiliki


Malang, 210205

Monday, June 17, 2019

Gelisah

resah ini tak kunjung musnah
gundah hati membuat lemah
lelah kujalani dengan tabah
mengapa rasa ku salah

galau ini tak jua terhalau
dalam senyum tampak bergurau
dalam hati menangis parau
mengapa kau tetap berkilau

rasa ini tak lagi tertahan
resah galau menggelisahkan
mengharap rasa tak lagi salah
mengingin hati tak lagi patah


Malang, 190617

Monday, May 27, 2019

Jodoh Pasti Bersatu

Dia pertemukan kau dan aku
Di suatu tempat dan waktu
Hatiku tertambat padamu
Harapku kaulah jodohku

Di dalam doaku
Kusebut namamu
Agar kau jadi jodohku
Dan kita dapat bersatu

Tuhanku, kabulkanlah doaku
Ku tak inginkan jodoh pasti bertemu
Bagiku, jodoh harus bersatu
Satukan dia dan aku


Malang, 20190527

Tuesday, August 22, 2017

Tertinggal

Kau seringkali membuai perasaanku
Membuatku terbang melayang di awan
Bagaimana mungkin ku tak jatuh cinta kepadamu
Bagaimana bisa kuabaikan semua lakumu
Denganmu selalu jiwaku hidup
Kurasa dulu
Aku bagai pepohonan cukup sinar cukup air
Berdiri berseri, tegar, takkan tergoyah
Aku bagai pepohonan di tanah subur
Bersama saling menjaga

Dan kini kau t'lah pergi meninggalkanku
Namun bayanganmu tertinggal di sudut benakku
Bagaimana mungkin ku tak merindukanmu
Bagaimana bisa ku lupakan dirimu
Tanpamu aku masih tertahan
Meskipun kini
Aku bagai pepohonan tanpa hembus angin
Berdiri di sini, tegak, tak mampu bergerak
Aku bagai pepohonan tanpa hangatnya mentari
Hidupku sendiri, dingin, tak mampu menikmati

Wednesday, September 14, 2016

Iri pada Anwar



Aku – Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
‘ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret, 1943


Hari ini aku iri pada keberanian Anwar dalam mengungkapkan isi pikirannya. Iri pada ketangguhan dan keberaniannya. Meskipun ada satu rasa yang mungkin sama, aku tak setangguh itu. Aku belum seberani itu. Aku masih taraf menata hati. Kan kujadikan iri ini pecut diri. Setiap saat lebih baik lagi tanpa hilang rasa peduli.